Cara menanam bunga bangkai - Bunga bangkai seenarnya merupakan tanaman khas negara indonesia. Tanaman ini menjadi simbol kelestarian tumbuhan yang ada di negara ini.

Jika anda adalah seorang yang gemar atau senang dengan dunia tumbuhan, saya yakin sekali akan sangat mengenal tanam ini. Bahkan tidak sedikit yang ingin menanmnya.

Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan ketika ingin menanam tumbuhan ini, yang paling utama adalah : Aroma atau bau dari tanaman ini sangat menyengat. Dengan kata lain, jika anda ingin menanam bunga ini, sangat tidak dianjurkan didalam rumah atau didalam lingkungan yang banyak orangnya.

Point pertama adalah : Mencari tampat atau lahan yang khusus. Jauh dari pemukiman dan memang tidak berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari.

Setelah anda menemukan lahan yang bagus, anda juga harus mempertimbangkan keamanan dari lahan anda tersebut. Jangan salah, walaupun bunga ini memiliki aroma yang sangat mengganggu, tetapi memiliki nilai jual yang tinggi. Jadi sudah pasti akan banyak yang menginginkanya.

Tatacara Menanam Bunga Bangkai

Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) adalah salah satu bunga paling spektakuler di dunia tumbuhan, berasal dari hutan hujan tropis Sumatra, Indonesia. Dikenal dengan ukuran raksasanya dan bau yang sangat menyengat, bunga ini memikat perhatian banyak orang. Artikel ini akan memandu Anda melalui semua langkah untuk menanam bunga bangkai dari awal hingga akhir dengan cara yang paling efektif.
Persiapan

1. Menentukan Lokasi Ideal Iklim: Bunga bangkai menyukai suhu hangat tropis, idealnya antara 25°C hingga 30°C. Hindari suhu di bawah 15°C untuk menghindari stres pada tanaman.
Cahaya: Pilih tempat dengan cahaya terang namun tidak langsung. Lokasi dengan sinar matahari pagi dan naungan di siang hari adalah pilihan yang optimal.
Kelembapan: Tanaman ini memerlukan kelembapan tinggi, di atas 70%. Pastikan area tanam memiliki kelembapan yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya.

2. Menyiapkan Media Tanam Jenis Tanah: Campurkan tanah kebun dengan kompos dan pasir untuk menciptakan media tanam yang ringan dan memiliki drainase baik. Komposisi idealnya adalah 50% tanah kebun, 30% kompos, dan 20% pasir.
pH Tanah: Bunga bangkai lebih menyukai tanah dengan pH antara 6.0 hingga 7.0, yang sedikit asam hingga netral.

3. Menanam Bibit: Untuk memulai, pilih umbi yang sehat. Bunga bangkai biasanya ditanam dari umbi atau tunas samping. Proses Penanaman: Gali lubang tanam yang cukup dalam dan lebar untuk umbi. Letakkan umbi dengan bagian bawah menghadap ke bawah, dan tutup dengan tanah setebal 5 cm. Jangan menanam umbi terlalu dalam.

Perawatan 1. Penyiraman Frekuensi: Siram tanaman secara teratur, terutama selama musim kemarau. Jaga tanah tetap lembab, tapi jangan sampai tergenang air. Metode: Pastikan penyiraman merata di seluruh area akar untuk memastikan kelembapan yang konsisten.

2. Pemupukan Jenis Pupuk: Gunakan pupuk yang kaya nitrogen dan kalium, seperti pupuk kompos atau pupuk kandang. Jadwal: Berikan pupuk setiap 4-6 minggu selama musim pertumbuhan, dari musim semi hingga musim gugur.

3. Mengatasi Hama dan Penyakit Hama: Waspadai kutu daun dan ulat. Gunakan insektisida organik atau air sabun untuk mengendalikan masalah ini. Penyakit: Jaga kelembapan tanah dan ventilasi yang baik untuk mencegah penyakit jamur. Jika terjadi masalah, tangani dengan fungisida.

Masa Berbunga 1. Menunggu Berbunga Fase Vegetatif: Bunga bangkai membutuhkan beberapa tahun untuk matang dan berbunga, biasanya setiap 2-3 tahun. Persiapan: Pastikan tanaman mendapatkan nutrisi dan kelembapan yang cukup selama fase ini untuk mempersiapkan berbunga.

2. Pengalaman Berbunga Durasi: Mekarnya bunga bangkai berlangsung beberapa hari, dengan aroma khasnya bisa bertahan lebih lama. Menangani Bau: Aroma bunga ini sangat kuat dan menyerupai bau daging busuk, jadi siapkan area dengan ventilasi baik untuk mengatasi baunya.

Pasca Berbunga 1. Perawatan Setelah Berbunga Pemangkasan: Setelah bunga layu, pangkas bagian yang sudah mati dan biarkan daun untuk mendukung proses fotosintesis sebelum memasuki fase dormansi.

Fase Dormansi: Kurangi penyiraman dan hentikan pemupukan saat tanaman memasuki fase dormansi. 2. Persiapan Musim Baru Pemindahan: Jika perlu, pindahkan tanaman ke lokasi yang lebih sesuai saat tanaman mulai aktif kembali. Penyiraman: Kembalikan frekuensi penyiraman dan pemupukan saat tanaman menunjukkan pertumbuhan baru.